Perbedaan jantan dan betina
Membedakan kakatua jantan dengan betina bisa dilihat dari warna matanya.
Burung jantan memiliki mata berwarna cokelat / hitam gelap, sedangkan
burung betina memiliki mata berwarna cokelat kemerahan. Hal ini dapat
terlihat dengan jelas kalau kita menyorot matanya dengan lampu senter
kecil.
Suara burung kakatua
Burung kakatua memiliki kemampuan vokal yang pintar menirukan
bermacam-macam suara, mulai dari suara lingkungan sekitarnya hingga
suara burung lain. Kepintarannya bahkan hampir menyamai burung nuri
abu-abu afrika (african-grey parrot).
Penangkaran kakatua
Menangkarkan
burung kakatua merupakan salah satu upaya mencegah kepunahan.
Beberapa orang sudah mencoba menangkarkan burung ini
Sebelumnya, siapkan beberapa hal yang berkaitan dengan penangkaran ini,
misalnya pengurusan izin penangkaran, biaya, waktu, akses mudah ke
dokter hewan, penjaga dan perawat burung, ketersediaan obat , kandang, dan sebagainya karantina khusus.
Burung yang sudah siap dikembangbiakan diusahakan sudah berusia 3 tahun
atau lebih, tetapi jangan melebihi umur 8 tahun. Meski kakatua
memiliki umur rata-rata 30 tahun, tentu burung yang sudah terlalu tua
tidak bagus untuk dijadikan indukan.
Ketika hendak dijodohkan, burung jantan sering mengerutkan bulu-bulunya,
melebarkan ekor, membuka sayap, menegakjan jambulnya, atau seperti
mengangguk-angguk atau memantul. Sedangkan burung betina awalnya
terlihat menghindari atau cuek. Tetapi selama beberapa hari setelah
dipertemukan, betina akan membiarkan burung jantan mendekatinya.
Setelah berpasangan, mereka akan terlihat saling bersolek dengan
menyisir kepala dan ekor pasangannya. Hal ini menunjukan mereka sudah
ada ikatan emosional. Setelah beberapa waktu, burung jantan mulai
melakukan ritual kawin dan betina akan bertelur.
Sebagaimana perilaku bercinta keluarga burung parrot lainnya, kakatua juga setia terhadap pasangannya. Jika sudah berjodoh, mereka akan
setia sehidup dan semati, kecuali kita memisahkannya dan menggantinya
dengan pasangan baru. Tetapi biasanya tidak mudah untuk menjodohkan lagi
dengan pasangan lain, karena burung yang kehilangan jodohnya akan
mengalami depresi cukup lama.
Kandang penangkaran yang digunakan.
Kandang penangkaran yang digunakan sebisa mungkin berada di lingkungan
yang tenang dan terlindung dari panas ataupun hujan. Ukuran kandang
tergantung luas lahan yang Anda miliki, yang penting burung masih bisa
terbang merentangkan kedua sayapnya dan berloncatan ke sana-sini dengan
leluasa.
Tempat sarang bisa menggunakan pohon yang dilubangi atau dari glodok
berbahan kayu, plastik, maupun besi yang berukuran besar dan diberi
lubang sebagai pintu masuknya.
Pintu masuk yang berjumlah double ini dimungkinan untuk mencegah
kemungkinan kakatua jantan menjebak betina dalam kotak sarangnya. Ukuran
kotak sarang sekitar 72 – 96 cm. Bagian dalam (untuk tempat bertelur)
berukuran 48 cm, atau tergantung postur tubuh induknya.
Burung betina bertelur sebanyak 2-3 butir, dengan masa pengeraman
sekitar 24-26 hari. Setelah berusia 12 -14 minggu, anak-anaknya sudah
bisa keluar dari sarangnya.
Perawatan piyikan
Metode yang banyak dilakukan dalam merawat piyikan kakatua adalah handfeeding,
atau pelolohan oleh manusia. Hal ini dianjurkan jika Anda ingin
memiliki kakatua yang jinak, pintar, dan terlatih. Tentu diperlukan
waktu dan tenaga yang siap merawat dan memberi makan dengan carahandfeeding.
Selama perawatan, piyikan disimpan dalam wadah yang dilengkapi lampu
penghangat serta selimut sebagai alasnya. Lebih baik lagi jika
mengggunakan inkubator.
Jika ingin membiarkan induknya meloloh anak-anaknya, maka Anda cukup
memantau kondisi sarang setiap hari untuk memastikan anak-anaknya diberi
makan dengan benar. Berikan buah-buahan dan makanan segar serta air
bersih setiap harinya untuk menjamin kebutuhan pakan bagi induk dan anak-anaknya tersebut. Berikan vitamin untuk menjaga kondisi tubuh mereka.